Marque

SELAMAT DATANG DI KOMUNITAS SMP KATOLIK SANTO TARSISIUS BOJONEGORO

Thursday, July 10, 2014

SEJARAH SMP KATOLIK SANTO TARSISIUS BOJONEGORO

      SMP Katolik Santo Tarsisius Bojonegoro didirikan pada tahun 1952. Saat itu Bojonegoro masih merupakan pra stasi. Atas prakarsa Bpk. Thipto Soedarjo, dan kawan-kawan, berdirilah SMP Katolik Santo Tarsisius. Bangunan yang digunakan saat itu berstatus pinjam. Dalam kurun waktu 3 tahun ( 1952 - 1955 ) lokasi sekolah masih berpindah-pindah. Mula-mula berlokasi di Jln. Kartini ( sekarang SLTPN 7 ); kemudian pindah ke SKP di Jln. Teuku Umar ( sekarang SDN Kadipaten ). Pada tahun 1955 pindah lagi ke Jln. Imam Bonjol ( sekarang SDK Santo Paulus ). Dan atas prakarsa Rm. Heuvelmans dari Cepu, dibangunlah gedung SMPK St. Tarsisius di Jln. Untung Suropati 55. Maka, sejak tahun 1955, SMP Katolik Santo Tarsisius menempati lokasi di Jln. Untung Suropati ini, hingga saat ini.
      SMP Katolik Santo Tarsisius di bawah naungan Yayasan Yohanes Gabriel adalah milik Keuskupan Surabaya. Alumni dan lulusannya sudah banyak sekali yang mapan. Namun demikian dari tahun ke tahun SMP Katolik Santo Tarsisius masih membutuhkan banyak doa dan semangat dari para guru. Teristimewa dukungan umat Katolik di mana sekolah yang berdiri terlebih dahulu, baru setelah itu berdirilah Gereja di Bojonegoro ini. Umat Katolik perlu mengetahui hal ini, sehingga umat ikut bertanggungjawab terhadap perkembangan Sekolah Katolik.
Jumlah kelulusan yang selalu 100% dengan prestasi yang cukup baik, sehingga membawa SMP Katolik Santo Tarsisius menjadi sekolah swasta yang terbaik di Bojonegoro.
Adapun Kepala Sekolah yang pernah menjabat di SMP Katolik Santo Tarsisius adalah :
1.   Bpk. Sudirenggo
2.   Ibu Rahayu
3.   Bpk. Susilo
4.   Bpk. Dali Winarso
5.   Bpk. L. Sunarto
6.   Bpk. Dwi Anantha
7.   Bpk. Risdianto
8.   Bpk. L. Lamijan
9.   Ibu F. Hartiwi
10. Bpk. EV Bambang Murdijanto
11. Ibu Niken Dyah Dewatri
      Kepala Sekolah beserta jajaran Dewan Guru akan terus berjuang untuk eksistensi SMP Katolik Santo Tarsisius, dan tentu saja hal ini tidak bisa dikerjakan sendiri. Dukungan dari Yayasan, Alumni, Wali Murid, Gereja, dan Stake Holder lainnya sangat dibutuhkan.



Tuesday, July 8, 2014

Santo Tarsisius




Santo Tarsisius

( Riwayat hidup )

Santo Tarsisius lahir pada tanggal 15 Agustus sekitar tahun 250 di Roma. Setiap pagi, sebelum fajar ia sering melewati jalan-jalan dan lorong-lorong kota Roma ke tempat orang Kristiani berkumpul. Gua – gua bawah tanah, yang sebetulnya adalah kuburan, mereka gunakan sebagai tempat pertemuan. Tempat seperti itu dinamakan Katakomba. Yaitu sebgangn lurus panjang gelap dan ditutup oleh batu panjang. Mereka hanya berani berkumpul pada malam hari, karena agama mereka terlarang.
Pada zaman kaisar Valerianus, orang-orang Nasrani tidak diperkenankan untuk menerima sakramen (Tubuh Kristus) dan diharuskan untuk menyembah berhala. Bila tidak mau menyembah berha, maka akan ditangkap dan dibunuh. Pada suatu hari seperti biasa Tarsisius pergi ke Katakomba untuk mengikuti Misa. Pada saat itu Bapa Suci (Sri Paus) ingin mempersembahkan misa sendiri. Tapi hanya sedikit orang yang datang, karena kebanyakan dari orang Kristiani sudah ditangkap, adapula yang mengungsi ke luar kota untuk menyelamatkan diri. Tidak seperti biasa Tarsisius tidak langsung pulang, tetapi membantu untuk mengatur alat Misa. Saat itu Sri Paus mengeluh bahwa ada petugas penjara yang datang secara diam-diam. Dia bilang tawanan-tawanan Nasrani ingin sekali menyambut Tubuh Kristus sebelum dibunuh. Tetapi keadaannya tidak memungkinkan karena wajah Sri Paus sudah tidak asing bagi kebanyakan orang.
Maka dari itu Tarsisius memberanikan diri untuk memberikan sakramen kepada tawanan-tawanan tersebut. Pada pagi-pagi benar, Tarsisius berjalan menelusuri setiap Katakomba dan menuju penjara dimana para tawanan berada, dia membawa Hosti Suci dalam kotak emas dan dikalungkandengan tali pada lehernya serta menutupinya dengan toga yang ia pakai. Tetapi malang bagi nasibnya, di tengah perjalanan ia bertemu dengan teman-teman sekolahnya, teman-teman mengetahui bahwa ia membawa sesuatu dari orang Kristiani, mereka meminta paksa dan Tarsisius menolaknya, sehingga Tarsisius dilempari batu, dipukuli dan ditendang sampai sekarat.
Tak lama kemudian ia bertemu dengan seorang prajurit yang kebetulan beragama Nasrani. Anak-anak itu pun lari pontang-panting karena teriakan prajurit itu. Setelah itu ia meminta tolong kepada prajurit tersebut untuk mengantarkannya kepada para tawanan. Setelah prajurit itu bersedia untuk membawa Hosti Suci, Tarsisius pun dibawa ke rumah orang Kristiani terdekat dan ditinggalkan, karena prajurit itu mau mengantarkan Komuni Suci secara diam-diam kepada para tawanan. Tak lama kemudian Tarsisius meninggal, lukanya terlalu parah. Ia dimakamkan di Katakomba Kalikstus, di Jalan Apia, dekat makam para Sri Paus.
Dari peristiwa tersebut maka Gereja memilih dia menjadi pelindung akolit(proakolit), karena telah mengorbankan hidupnya demi Ekaristi Kudus. Martir suci ini diperingati setiap tanggal 15 Agustus.